Beranda | Artikel
Mengapa Berat Sekali Menunaikan Shalat, Padahal Sangat Ingin Melakukannya?
Jumat, 3 Maret 2017

MENGAPA BERAT SEKALI MENUNAIKAN SHALAT, PADAHAL SANGAT INGIN MELAKUKANNYA?

Pertanyaan.
Seseorang bertanya kepada Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah.
Saya tidak shalat, padahal saya memiliki tekad untuk melakukannya. Namun setiap kali hendak melakukan shalat, saya merasakan beban yang teramat berat, seakan gunung dan merasa itu hal yang paling sulit. Apa yang harus saya lakukan? Saya sadar dan merasa berdosa juga gelisah karena meninggalkan shalat.

Beliau hafizhahullâh menjawab:
Apa yang saudara rasakan itu berasal dari syaitan. Maka saudara wajib melawannya dengan menyambut seruan Allâh Azza wa Jalla , memiliki tekad yang benar dan memiliki keinginan kuat untuk menunaikan shalat. Semoga Allâh Azza wa Jalla membantu saudara dalam melawan bisikan syaitan tersebut.

Disebutkan dalam hadits shahih:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

Dari Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda, “Syaitan mengikatkan tiga ikatan pada tengkuk salah seorang diantara kalian ketika dia sedang tidur. Pada tiap ikatannya, syaitan membisikkan, ‘Malam masih lama, maka lanjutkanlah tidurmu!’ Jika orang itu bangun lalu berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla (membaca doa), maka terlepaslah satu ikatan. Jika (setelah bangun-red) dia berwudhu’, maka terlepaslah ikatan kedua. Jika setelah itu dia menunaikan shalat, maka semua ikatan  itu pun terlepas , sehingga dia menyongsong pagi hari dengan ceria, penuh semangat. Namun jika tidak demikian,[1] maka  dia akan memasuki waktu pagi hari dengan jiwa yang jelek dan malas [HR. Al-Bukhâri, 2/46]

Jadi apa yang saudara rasakan itu berasal dari syaitan yang senantiasa berusaha menghalangi manusia dari perbuatan taat. Dia menggambarkan perbuatan taat itu sebagai beban yang teramat berat, terutama ibadah shalat.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, [Al-Baqarah/2:45]

Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla memberitahukan bahwa shalat itu berat kecuali bagi orang-orang yang senantiasa takut dan khusyu’ kepada Allâh Azza wa Jalla , maka untuk orang-orang yang seperti ini, Allâh Azza wa Jalla menjadikan shalat terasa ringan, sehingga shalat mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya, sebagaimana shalat itu menjadi pembawa kebahagiaan bagi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa senang dengan shalat, karena Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikmatinya dan merasa itu ringan. Dan jiwa Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi semakin baik dengannya. Begitu pula seorang Mukmin. Dia akan merasakan perasaan ini sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaannya.

Namun bagi orang-orang munafik, shalat itu menjadi beban yang teramat berat. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allâh dan Allâh akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk melaksanakan shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan berdiri shalat) dihadapan manusia dan tidaklah mereka menyebut nama Allâh Azza wa Jalla kecuali sedikit sekali [An-Nisa’/4:142]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ

Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. [At-Taubah/9:54]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik daripada shalat Shubuh dan shalat Isya’. Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang pada kedua shalat tersebut, maka pasti akan berusaha mendatanginya meskipun harus merangkak. [HR. Al-Bukhâri, 1/160]

Maka saya nasehatkan kepada saudara yang bertanya untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allâh Azza wa Jalla dan terus berusaha sekuat tenaga untuk menunaikan shalat. Dengan itu, semoga syaitan menyingkir dari saudara sehingga shalat terasa ringan bagi saudara, diterima oleh jiwa saudara dan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan bagi saudara. Semoga Allâh Azza wa Jalla menghilangkan rasa berat dan susah dari saudara dengan dzikir yang saudara baca ketika berwudhu’ dan ketika shalat.

[Al-Muntaqâ Min Fatâwâ Fadhilat Asy-Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan, 3/31-33]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XIX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] jika dia tidak bangun, tidak berwudhu’ dan tidak menunaikan shalat, maka ketiga ikatan tersebut akan senantiasa membelenggunya, sehingga dia memasuki waktu pagi dengan jiwa dan mood yang jelek serta malas-red


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/6475-mengapa-berat-sekali-menunaikan-shalat-padahal-sangat-ingin-melakukannya.html